Jasa Desain Interior Hotel Bintang 3 di Luwu – Sulawesi Selatan
ARSITEKA | Produsen Maket Diorama
Jl. Saturnus Sel. VI No.3, Margasari, Kec. Buahbatu, Kota Bandung0852-8233-2520
Klien :. PT. Hikmah Resources Indonesia
Tahun Proyek :. September – Oktober 2009
Lokasi Proyek :. Kabupaten Luwu / Palopo – Sulawesi Selatan
Gaya Arsitektur :. Art Deco
Jumlah Kamar :. 101 kamar (6 Lantai)
Luas Lahan :. 5000 m2
Hotel ini kiranya akan dinamakan Hotel Grand Hikmah Luwu. Hotel ini rencananya akan dibangun di atas lahan yang sementara ini adalah milik Pemda Kabupaten Luwu, namun berada tepat di jantung pemerintahan kota Palopo. Pada awalnya Palopo adalah ibukota Kabupaten Luwu yang kemudian berubah menjadi Kotamadya. Sehingga masih ada aset-aset Pemda Kabupaten Luwu yg berada di wilayah Palopo. Lahan ini berada di depan Lapangan Pancasila, berseberangan dengan Kantor DPRD Kota Palopo, dan Lapangan Pancasila tersebut berada tepat di belakang Kantor Walikota Palopo.
Kota Palopo ke Tana Toraja hanya berjarak sekitar 1 jam perjalanan atau sekitar 40 km ke arah Barat.
Sebelumnya terdapat 2 pilihan lokasi. Pertimbangan pemilihan lokasi ke-dua adalah karena lokasi ini berada di kawasan yang tenang, memiliki lapangan di depannya sehingga bisa dimanfaatkan bila ada momen khusus yang membutuhkannya, dan memiliki kondisi tanah yang sudah stabil yang diketahui dari telah adanya bangunan di lokasi itu sejak tahun 1981, yaitu eks Gedung Kantor Departemen Sosial Kabupaten Luwu, tahun proyek 1981/1982 yang diresmikan pada tanggal 19 mei 1982. Sedangkan tidak dipilihnya lokasi pertama adalah karena lokasi tersebut memiliki kondisi tanah yang masih belum stabil karena masih merupakan tanah kosong yang juga tidak produktif dan tidak terdapat bangunan sama sekali di atasnya, dan lagi masih membutuhkan urugan beberapa meter untuk menyetarakan levelnya dengan jalan, kemudian lokasi ini juga berada di kawasan ring road yang ramai.
(Lokasi 2 : Pointer 3*00'36.06" S 120*12'04.14" E elev 11 m)
1) Kondisi eksisting Lokasi 2 dilihat dari lapangan Pancasila
2) Lapangan Pancasila dilihat dari Lokasi 2
3) Kondisi eksisting Lokasi 2 dari samping
4) Kondisi eksisting Lokasi 2 dari samping
Sebelum mendapatkan Lokasi 2 kami sempat membuat pra rancangan pada Lokasi 1. Permintaan klien akan gaya arsitektur Art Deco sangat mempengaruhi fasade dari desain awal hotel ini, hasilnya sebagai berikut:
Lobby Entrance |
Tampak Depan 1 |
Tampak Depan 2 |
Tampak Belakang |
KONSEP dan ANALISA DESAIN pada Lokasi 2
Analisa terhadap Kondisi Site
Yang paling memperngaruhi terhadap pertimbangan ini adalah view keluar site, yaitu terdapat view pegunungan ke arah Barat Daya hingga Barat Laut, dan view laut ke arah Timur Laut. Kelebihan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin pada bukaan kamar hotel.
Analisa terhadap Aktifitas (Organisasi Ruang)
Semua aktifitas publik kami fokuskan hanya pada Ground Floor, begitupun area servis. Adapun ruang2 servis pada area publik ini adalah: Lobby, Lounge, Restaurant, Bussines Center, Travel Agent, Karaoke Room, Office, Meeting Room, Ballroom (kapasitas 1000 audience yang diberi nama Sawerigading), dan Swimming Pool.
Setiap kota di Indonesia pasti memiliki sesuatu yang khas, dari sini muncul ide untuk menempatkan satu area yang kami namakan Local Handycraft Display, tepatnya berada di Hall setelah Lobby ketika menuju Restaurant.
Kamar hotel merupakan area privat sehingga kami letakkan pada 1st Floor dan seterusnya, dengan hierarki semakin keatas semakin privat / eksklusif.
Bangunan utama menjadi 6 lantai bukan merupakan hal yang tidak diperhitungkan. Untuk menentukan jumlah lantai tersebut, terlebih dulu kami perhitungkan kecukupan luas lahan terhadap kebutuhan ruang dan disesuaikan pula dengan konsep organisasi ruangnya.
Adapun jumlah kamar pada tiap lantainya adalah sebagai berikut:
Room Schedule | Ground Floor | 1st Floor | 2nd Floor | 3th Floor | 4th Floor | 5th Floor |
Regular Bedrooms | 0 | 22 | 22 | 22 | 14 | 0 |
Regular Interconnecting Bedrooms | 0 | 4 | 4 | 4 | 2 | 0 |
Junior Suites | 0 | 0 | 0 | 0 | 5 | 0 |
Presidential Suites | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 2 |
Total | 0 | 26 | 26 | 26 | 21 | 2 |
Grand Total | 101 Bedrooms |
Regular Interconnecting Bedrooms adalah kamar-kamar yang terdapat pintu penghubung di dalamnya, sehingga antara dua kamar bisa langsung berhubungan. Di dalam Junior Suites terdapat Sitting Room, Bedroom, Walk in Closet, dan Bathroom, dan luasnya adalah 2x modul Regular Bedrooms. Sedangkan dalam Presidential Suites terdapat Ruang Penjaga yang dilengkapi kamar mandi dan tempat tidur, kemudian jg terdapat Ruang Makan beserta Dapur bersihnya yang berada disebelah Sitting Room, kemudian terakhir adalah Master Bedroom yang dilengkapi Walk in Closet dan Bathroom, Presidential Suites ini luasnya adalah 4x modul Regular Bedrooms, sebelum memasuki Presidential Suites jg disediakan Suite Hall yang juga mampu untuk digunakan sebagai Meeting Room.
Sebagai fasilitas publik yang juga menyediakan kebutuhan masyarakat sekitar yang terkenal religius, maka disediakan Masjid yang berkapasitas 121 jamaah lebih, dan posisinya terhadap site ada di bagian Barat Daya, karena posisi tersebut adalah yang relatif paling dekat dengan permukiman warga sekitar.
Analisa Sirkulasi dalam Site
Terdapat satu area entrance dan satu area exit kendaraan, namun setelah masuk site maka sirkulasi kendaraan pengunjung dipisah dengan karyawan ataupun kendaraan servis. Alur sirkulasi kendaraan yang mengelilingi site tersebut merupakan pertimbangan utama bagi keamanan, yaitu utnuk memudahkan kendaraan pemadam kebaran untuk menjangkau bangunan dari segala arah.
Analisa Fasade (Tampilan Bangunan)
Unsur utama tampilan bangunan tetap dipengaruhi oleh gaya Art Deco yang diinginkan oleh klien kami. Namun penyederhanaan detail sangat ditekankan untuk menekan biaya, sehingga tipikal detail fasade yang telah kami buat pada pra rancangan pada Lokasi 1 tidak dapat diterapkan pada kesempatan yang ini. Sehingga secara keseluruhan fasade bangunan Hotel ini bisa dibilang sederhana / minimalis, namun juga tidak bisa dibilang tanpa ornamen, karena jendela-jendela yang terbentuk pada setiap kamarnya adalah ornamen bagi wajah bangunan tersebut. Hasilnya bisa dilihat pada gambar pertama di atas sendiri, dan beberapa berikut ini:
Fokus fasade / wajah utama bangunan terdapat di sudut tepat di perempatan jalan, karena area tersebut merupakan tangkapan view ke bangunan paling sempurna, di depannya terdapat dua jalan utama yang merupakan jalur utama untuk menuju lokasi Hotel tersebut, sehingga dari jauh sudah bisa nampak terlihat wajah hotelnya. Dia ada di sudut yang merupakan arah utara dan menghadap ke Kantor Walikota. Posisi Fokus wajah bangunan ini pastinya sudah kami pertimbangkan sejak awal, sejak perencanaan terhadap organisasi ruang-ruangnya, atau sejak proses pembuatan Layout bangunan.
Jadi disini terlihat bahwa proses desain itu tidak berjalan satu arah, antara proses pengorganisasian ruang / Layout dan imajinasi terhadap bentuk bangunan bahkan wajah bangunan saling mempengaruhi pertimbangan kami terhadap desainnya, juga pertimbangan terhadap view bangunan keluar juga ikut memperngaruhi.
Tampak tergambar di atas jika dilihat dari Lapangan Pancasila. Nampak bahwa dalam bentuknya terdapat hierarki.
Nampak posisi Masjid yang diagonal terhadap Site, karena menyesuaikan dengan arah Kiblat.
Posisi Kolam Renang dikelilingi bangunan utama, dan Roof Garden pada 1st Floor yang juga bisa dicapai dari Ground Floor / dari Kolam Renang.
Karena wajah bangunan utama nampak sederhana / minimalis, maka perlu ada sesuatu yang dibuat lebih dari sekedarnya, sesuatu yang dibuat lebih menonjol, dan sesuatu yang dibuat lebih khas dan lebih bagus tampilannya, dan sesuatu itu cocok untuk tempat ini, yaitu Entrance Area di depan Lobby, di sini merupakan jalan masuk utama ke hotel, sehingga di sinilah wajib untuk dibuat lebih bagus daripada yang lain, maka kami buat desainnya menjadi lebih detail, lebih mewah, dan lebih megah.
Kemudian perlu juga ditunjukkan sesuatu yang khas dari arsitektur setempat sebagai penanda kelokalannya, maka bentuk atap Entrance Area ini kami buat menyerupai atap-atap bangunan yang khas yang ada di sana.
Pasca Desain
Sampai saat ini Hotel tersebut masih belum dibangun, karena masih terdapat perselisihan kepemilikan lahan antara Pemda Kabupaten Luwu dengan Pemda setempat yaitu Kota Palopo. Lepas daripada itu semua, pasca desain kami masih memerlukan data kondisi tanah / kondisi daya dukung tanah, untuk itu perlu dilakukan pengukuran lahan dan uji tanah. Kemudian kami baru bisa memperhitungkan dan mempersiapkan gambar bestek / gambar konstruksinya, begitupun RKS dan RAB nya, walaupun itu sebenarnya kami juga sudah bisa memperkirakan biaya pembangunan dan pelaksanaannya, guna memperkirakan persiapan dana yang dibutuhkan.
Sekedar kisah sebelum / saat Proses Desain
Sebelumnya kami juga mengadakan survey atau studi banding, untuk studi obyek hotel kami juga mengunjungi Hotel Ambhara di Jakarta di seberang Blok M, dan juga Hotel Sahid Jaya di Makassar. Karena Home Base klien kami di Makassar, maka perlu perjalanan lagi untuk menuju lokasi Hotel yang direncanakan, dari Makassar ke Palopo lewat jalan darat ditempuh dalam 9 jam dengan kecepatan mobil rata-rata 80 km/jam.