Tinjauan Tentang Seni & Seni Rupa [1]
Komp Jati Permai, Asta Anyar,
Kota Bandung, Jawa Barat
08121-3301-464
08121-3301-464
Berbicara mengenai seni berarti kita akan terlibat dalam lingkungan pembagian seni. Bermula dari seorang ahli estetika, Charles Batteaux yang berjasa dalam pengelompokan seni menjadi dua bagian yaitu Fine Art atau seni indah dan Useful Artt atau seni berguna ataulebih dikenal dengan istilah seni terap (applied art), seni praktis (practical art),atau seni teknis (technical art).
Seni indah atau Fine Art mencakup seni lukis, seni patung dan sementara ada yang mengatakan seni arsitektur (?), sedangkan seni terap meliputi furniture/mebel/perabot, permadani pakaian, perhiasan, dan kerajinan. Akan tetapi Oswold Kulpe menganggap kelompok seni terap ini justru berada di antara seni indah dan seni berguna/seni terap yakni dengan apa yang dinamakan dengan seni dekorasi atau seni hias yang berpangkal pada seni kegunaan. Menoleh pada sejarah estetika tentang dorongan lahirnya seni terbagi menjadi tiga teori, salah satunya adalah Theory Utility.
Teori ini berlandaskan pada segi kegunaan, yang menunjukkan bahwa semua aktivitas artistik ditujukan guna kepentingan praktis dan kebutuhan sosial. Theory of Utility banyak digunakan oleh ahli-ahlli antropologiyang menganggap bahwa dorongan sosial dan ekonomi merupakan titik pangkal kegiatan manusia.
G.Weltfish dalam bukunya The Origin of Art mengatakan: Seni, berhubungan erat sekali dengan crafmanship (kemahiran dalam bertukang). Kehadiran seni bukanlah kemampuan berabstraki tetapi adalah kecekatan kerja (skill of work) serta keinginan menikmati hasil kerjanya.
Seni indah atau Fine Art mencakup seni lukis, seni patung dan sementara ada yang mengatakan seni arsitektur (?), sedangkan seni terap meliputi furniture/mebel/perabot, permadani pakaian, perhiasan, dan kerajinan. Akan tetapi Oswold Kulpe menganggap kelompok seni terap ini justru berada di antara seni indah dan seni berguna/seni terap yakni dengan apa yang dinamakan dengan seni dekorasi atau seni hias yang berpangkal pada seni kegunaan. Menoleh pada sejarah estetika tentang dorongan lahirnya seni terbagi menjadi tiga teori, salah satunya adalah Theory Utility.
Teori ini berlandaskan pada segi kegunaan, yang menunjukkan bahwa semua aktivitas artistik ditujukan guna kepentingan praktis dan kebutuhan sosial. Theory of Utility banyak digunakan oleh ahli-ahlli antropologiyang menganggap bahwa dorongan sosial dan ekonomi merupakan titik pangkal kegiatan manusia.
G.Weltfish dalam bukunya The Origin of Art mengatakan: Seni, berhubungan erat sekali dengan crafmanship (kemahiran dalam bertukang). Kehadiran seni bukanlah kemampuan berabstraki tetapi adalah kecekatan kerja (skill of work) serta keinginan menikmati hasil kerjanya.
Kembali pada pengertian seni, The Lian Gie dalam bukunya Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan) memberi jawaban bahwa seni sebagai:
William Flemming pernah menegaskan bahwa seni dalam arti yang paling mendasar berarti suatu kemahiran atau kemampuan. Batasan ini ternyata ada benarnya, jika dikembalikan pada kata asalnya yaitu ars maupun kata padanannya kunst dari bahasa Jerman.
Sedangkan Aristoteles menganggap seni sebagai ilmu atau pengetahuan tentang asas-asas yang terlibat dalam pembuatan benda-benda indah atau berguna. Jadi sesuatu kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan alamiah menjadi benda-benda yang berguna atau indah atau keduanya adalah seni.
Bila kita berbicara tentang seni rupa, dapat kita ketahui bahwa kehidupan seni rupa di dunia ternyata tidak hanya dihidupkan oleh lahirnya karya-karya masterpiece atau kreativitas yang jago dan unik, atau karya-karya yang eksklusif, asing, namun senantiasa menarik perhatian, tetapi juga oleh ulah-tingkah yang terjadi di luar seni itu sendiri. Tidak peduli ulah-tingkah tersebut muncul sebagai manifestasi positif atau sebaliknya. Tidak peduli perbuatan-perbuatan itu sempat menanjakkan seni rupa atau malah menjerembabkannya, tidak peduli kehidupan yang semakin dihidupkan itu menjadi semakin segar bugar atau malah hidup sekarat. Akan tetapi, yang jelas kehidupan seni rupa lantas jadi variatif dan ganjil.
Sedangkan bila kita berbicara mengenai filsafat seni rupa, maka basis filsafat seni rupa bertolak dari ide dan pengertian atau konsep tentang alam dan kehidupan. Sampai seni rupa kontemporer yang ada di Indonesia dewasa ini menggarisbawahi, hasil seni rupa kreatif adalah yang tidak menjiplak alam. Mengubah sama sekali berdasarkan kedalaman ide dan konsep pribadi.
Seni rupa sebagai bagian dari seni memiliki beberapa cabang. Cabang-cabang dalam seni rupa itu adalah:
- Kemahiran (Skill)
- Kegiatan Manusia (Human Activity)
- Karya Seni (Work of Art)
- Seni Indah (Fine Art)
- Seni Penglihatan (Visual Art)
William Flemming pernah menegaskan bahwa seni dalam arti yang paling mendasar berarti suatu kemahiran atau kemampuan. Batasan ini ternyata ada benarnya, jika dikembalikan pada kata asalnya yaitu ars maupun kata padanannya kunst dari bahasa Jerman.
Sedangkan Aristoteles menganggap seni sebagai ilmu atau pengetahuan tentang asas-asas yang terlibat dalam pembuatan benda-benda indah atau berguna. Jadi sesuatu kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan alamiah menjadi benda-benda yang berguna atau indah atau keduanya adalah seni.
Bila kita berbicara tentang seni rupa, dapat kita ketahui bahwa kehidupan seni rupa di dunia ternyata tidak hanya dihidupkan oleh lahirnya karya-karya masterpiece atau kreativitas yang jago dan unik, atau karya-karya yang eksklusif, asing, namun senantiasa menarik perhatian, tetapi juga oleh ulah-tingkah yang terjadi di luar seni itu sendiri. Tidak peduli ulah-tingkah tersebut muncul sebagai manifestasi positif atau sebaliknya. Tidak peduli perbuatan-perbuatan itu sempat menanjakkan seni rupa atau malah menjerembabkannya, tidak peduli kehidupan yang semakin dihidupkan itu menjadi semakin segar bugar atau malah hidup sekarat. Akan tetapi, yang jelas kehidupan seni rupa lantas jadi variatif dan ganjil.
Sedangkan bila kita berbicara mengenai filsafat seni rupa, maka basis filsafat seni rupa bertolak dari ide dan pengertian atau konsep tentang alam dan kehidupan. Sampai seni rupa kontemporer yang ada di Indonesia dewasa ini menggarisbawahi, hasil seni rupa kreatif adalah yang tidak menjiplak alam. Mengubah sama sekali berdasarkan kedalaman ide dan konsep pribadi.
Seni rupa sebagai bagian dari seni memiliki beberapa cabang. Cabang-cabang dalam seni rupa itu adalah:
- Seni Kriya, cabang seni rupa yang sangat memerlukan kekriyaan (Craftmanship) yang tinggi, misal; ukir kayu, anyam-anyaman dan sebagainya.
- Seni Grafis, membuat gambar dua dimensi dengan alat cetak. Dalam hal ini seorang seniman dapat memasukkan unsur-unsur estetis dalam karya-karyanya.
- Seni Relief, memadukan seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi, menghasilkan gambar timbul diatas media dua dimensi, misal; relief di batu candi.
- Seni Lukis, dalam seni lukis, pengungkapan nilai-nilai artistiknya dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan menggunakan garis dan warna.
- Seni Patung, pengungkapan melalui obyek tiga dimensi.
- Seni Bangunan, merupakan seni yang paling kompleks, dan dalam perencanaannya memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain yang dapat mendukungnya.
- Seni Reklame, merupakan cabang seni yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan orang banyak dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat orang lain.
- Fungsi Sosial, diciptakan untuk para pengamat, jadi seniman dalam penciptaannya mengharapjawaban sosial (social respon) dari masyarakat/pengamat.
- Fungsi Fisik, hasil karya dan kreasi seni rupa berupa obyek-obyek yang berfungsi sebagai pengisi ,alat pemuas’ dalam kehidupan manusia.
- Fungsi Estetis, hasil seni rupa merupakan bentuk-bentuk yang estetis/indah dan dibuat secara sadar untuk memuaskan kebutuhan rohani (non fisik), karena tidak puas hanya dengan bentuk fisik yang fungsional saja.
- Fungsi ekonomi, akibat perkembangan aspekekonomi yang telah memasuki dunia seni rupa, maka perkembangan seni rupa juga ada yang menitik beratkan pada keuntungan.